Majalah
Portopolio
Majalah
Portopolio
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang Setting Additional/Feature dan Artwork dari ruangan yang akan dirancang yang dimana ruangan tersebut adalah Guest Room dan Master Bathroom.
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang setting pencahaan dari ruangan yang akan dirancang yang dimana ruangan tersebut adalah Guest Room dan Master Bathroom.
Pada pembahasan setting material ini akan dijelaskan secara detail material apa yang akan digunakan pada ruangan yang akan dirancang. Berikut penjelasannya:
Pada progres ke lima ini akan membahas tentang setting furniture dari design ruangan yang di rencanakan.
Sesuai dengan progres sebelumnya, konsep yang digunakan pada Hotel Massa Inn adalah Urban Style.
ALASAN KONSEP URBAN STYLE 5W+1H
Konsep Urban Style merupakan konsep yang dimana akan menciptakan sebuah design ruangan yang lembut dan nyaman, yang dimana konsep Urban Style ini menggunakan elemen-elemen yang minimalis tetapi multifungsi sehingga konsep Urban Style ini nantinya akan menciptakan ruangan yang terkesan luas dan nyaman. Dikarenakan Objek Hotel Massa Inn yang dimana bisa dibilang terletak didaerah perkotaan yang penduduknya cukup padat. Hotel Massa Inn adalah hotel dengan sasaran menciptakan suasana yang berbeda bagi pengunjung yang bosan dengan suasana kota yang padat, maka dihadirkan konsep Urban Style pada ruangan untuk menciptakan suasanya kota yang menenangkan dan nyaman.
EXISTING RUANG
EKSPLORASI RUANG
A. GUEST ROOM
ELEMEN
a. Atas
Pada elemen atas ruangan menggunakan plafond kayu berwarna coklat.
b. Samping
Pada elemen samping ruangan menggunakan 2 warna cat yang dimana cat yang digunakan adalah Cat Dulux Horizons yang digunakan pada bagian dinding sekitar untuk memberikan kesan luas pada ruangan, Cat Dulux Inland Waters digunakan untuk memberikan aksen fokal point pada ruangan.
c. Bawah
Pada elemen bawah ruangan menggunakan elemen parket kayu yang berwarna coklat untuk menambah kesan hangat pada ruangan.
FURNITURE
B. MASTER BETHROOM
ELEMEN
a. Atas
Pada elemen atas pada ruangan menggunakan plafond kayu untuk menambah kesan selaras dengan ruangan disamping.
b. Samping
Pada elemen samping menggunakan plesteran semen.
c. Bawah
Pada elemen bawah ruangan menggunakan beton unfinish.
FURNITURE
URBAN STYLE
A. Alasan
Konsep Urban Style ini dipilih untuk diaplikasikan ke ruangan ini karena dilihat dari letak bangunan yang berada pada lingkungan yang padat dengan penduduk dan dilihat dari civitas dari pengguna ruangan tersebut. Konsep ini digunakan untuk mengubah atau menciptakan rasa yang berbada dari apa yang pernah ada, karena konsep Urban Style mencipkan design yang lembut dan nyaman. Karena kondisi existing dari ruangan yang terlihat sempit maka Urban Style ini dipilih untuk menciptakan ruangan terasa luas, sehingga pengunjug yang akan menginap akan merasakan berlihur yang sangat mengesankan.
B. Konsep Urban Style
Interior urban merupakan sebuah desain yang menampilkan kesan simpel dan elegan. Gaya ini biasanya dipilih oleh mereka yang berada di daerah perkotaan dengan tingkat kesibukan yang tinggi dan memiliki luas lahan terbatas.
Gaya hidup modern yang dinamis memengaruhi gaya hidup masyarakat hingga pada pola hidup sehari-hari. Namun, dalam menerapkan unsur modern di kehidupan sehari-hari, harus tetap mengedepankan fungsi, setelah itu baru elemen pembentuk estetika. Begitu juga dalam penataan interior yang dipengaruhi oleh gaya hidup urban.
Desain interior urban menuntut strategi desain yang inovatif. Furnitur cenderung ke arah rendah dan modular, dengan sedikit ornamentasi. Aksesoris mungkin lebih bermanfaat, termasuk cermin, fitur pencahayaan, jendela, bahan furnitur sebagai titik fokus, sebuah lukisan besar di daerah yang terlihat paling menghibur.
Untuk warna, desain urban menggunakan padu-padan warna yang jika dulu warna yang digunakan untuk mengisi perabot rumah tangga pada ruang cenderung monoton dengan warna-warna alami dan aman, lebih menonjolkan tekstur dan memperlihatkan kesan natural, kini metode tersebut sudah mulai berubah. Gaya modis dan urban, memberikan dorongan keberanian dalam mengeksperesikan diri lewat tatanan desain pada pola furnitur, dinding bahkan tema rumah untuk menguatkan kesan tipe rumah urban yang terasa mulai mewabah di era modern saat ini. Desain konsep warna kontras lembut dan alami ini bisa dihadirkan pada salah satu bidang dinding untuk sekaligus menciptakan aksen dalam ruangan.
Dalam sumber disebutkan bahwa gaya dekorasi urban style adalah desain yang lebih lembut dan lebih nyaman daripada ‘industrial’ styles yang mana selalu dihubung-hubung kan dengan kata ‘urban’. Modern dekorasi ‘urban’ adalah desain interior untuk tinggal di – rumah yang menyambut kami setelah hari yang panjang, memelihara kita dan melindungi kita dari ‘kota besar yang buruk’. Desain interior urban industrial yang terbaik diwujudkan oleh gagasan dari sumber industri yang dikonversi. Dinding bata yang asli, lantai kayu kasar, dan jendela baja besar menciptakan rasa lebih nyaman, sementara lantai yang terbuka dan banyak cahaya alami memberikan ruang-ruang terbuka, membuat perasaan menjadi lapang. Anda dapat mencoba untuk bekerja dengan tekstur dan kontras tonal, kemudian melapisi warna netral yang sama untuk memberikan perasaan tenang di rumah anda. Aksen ini akan jarang menjadi efek cahaya terang pada warna tersebut. Anda dapat menampilkan interior dengan konsep yang lebih santai dengan menggunakan aksen alam, seperti warna cokelat tua dan orange, untuk warna utama di dinding. Warna-warna hangat akan membantu anda untuk merasa lebih nyaman.
Pencahayaan gaya urban juga sangat penting untuk menciptakan suasana yang lebih santai dengan sentuhan tampak alami di pedalaman. Anda dapat mendapat pencahayaan lebih redup di beberapa daerah di mana anda ingin merasa lebih ‘nyaman’, misalnya di kamar tidur, ruang baca, ruang makan, ruang keluarga, dan lainnya.
C. Karakteristik dan Ciri-ciri Urban Style
Desain ruangan yang bias digunakan untuk berbagai aktifitas, misalnya ruang tamu sekaligus ruang kerja. Model seperti ini adalah ciri khusus masyarakat urban yang aktif dan dinamis serta tidak lagi terkungkung oleh adat istiadat yang menghambat pekerjaan mereka.
Material yang digunakan membuat perabot atau furniture desain gaya urban cenderung lebih banyak hasil industri modern. Material tidak menggunakan bahan klasik seperti kayu yang sekarang sudah langka seperti kayu jati, kayu kamper dan kayu Kalimantan. Bahkan bahkan yang digunakan berupa bahan kayu olahan yang daya tahanya tidak lama.
Orang kota berbeda dengan orang yang tinggal dipedesaan. Banyak dari mereka menggunakan tempat tinggal mereka sebagai tempat kerja. Anda akan banyak menemui bengkel las, took, dan jasa servis produk elektronik yang ada dipinggir jalan juga merupakan tempat tinggal si pemilik usaha. Tidak jauh beda juga bagi kalangan kantoran yang menjadikan rumah mereka sebagai kantor.
Keunggulan dari desain gaya urban adalah efektifitas ruang sangat diperhatikan. Ruang sempit bisa menjadi multifungsi. Contohnya: desain rumah pada umumnya ruang makan dengan dapur itu berbeda, desain interior gaya urban tidak demikian. Dapur dengan konsep minibar adalah contoh pengaruh gaya urban didalam menata ruangan. Dapur dibuat dengan konsep minibar bisa menjadi solusi mengatasi ruang sempit yang menyatukan antara dapur dan ruang makan. Furniture yang digunakan juga harus multifungsi atau ramping sehingga ruangan masih terkesan luas.
Desain gaya urban cenderung membuat ruangan tampak lebih luas dengan adanya furniture yang serbaguna. Penggunaan bahan industri memudahkan para desainer dan konstruktor untuk mengaktualisasikan ide – ide mereka. Membuat interior rumah dengan gaya urban tidaklah sulit. Dengan desain sederhana menjadikan rumah terasa lebih luas dan juga proses pembuatanya tidak merepotkan karena bahan yang digunakan banyak tersedia dipasaran.
DEFINISI DESIGN
Desain ini, desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk, reka rupa, rancangan atau sketsa ide.
Jika kita berbicara mengenai design ada beberapa pengertian design dari beberapa narasumber dan para ahli:
Dari beberapa penjabaran tentang difinisi design jadi dapat disimpulkan bahwa Desain diambil dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris desain diambil dari bahasa Latin designare) yang artinya merencanakan atau merancang. Namun pengertian tersebut kurang menggambarkan desain dengan konteks yang sebenarnya. Secara garis besar Desain adalah suatu hasil apresiasi dan kreasi yang tertuang dari diri manusia yang pada hakikatnya merupakan upaya manusia memberdayakan diri melalui benda ciptaannya untuk menjalani kehidupan yang lebih aman dan sejahtera.
DEFINISI DESIGN INTERIOR
ELEMEN-ELEMEN DESIGN
Adapun beberapa elemen-elemen dasar dalam design antara lain, Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), elemen elemen dasar interior adalah sebagai berikut :
A. Garis
Sebuah garis adalah unsur dasar seni, mengacu padatanda menerus yang dibuat disebuah permukaan. Titik adalah dasar terjadinya bentuk ruang yang menunjukkan suatu letak di dalam ruang. Titik tidak mempunyai ukuran panjang, lebar, atau tinggi. Oleh karena itu garis bersifat statis, tidak mempunyai arah gerak, dan terpusat. Sebuah titik dapat digunakan untuk menunjukkan :
B. Bentuk (form)
Bentuk merupakan unsur seni. Pada dasarnya bentuk adalah suatu sosok geometris dua atau tiga dimensi yang memungkinkan pengguna ruang untuk menangkap keberadaan sebuah benda dan memahaminya dengan persepsi. Terdapat tiga bentuk primer yaitu lingkaran, segitiga,dan bujur sangkar.
Lingkaran merupakan suatu sosok terpusat ke arah dalam, pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat alaminya sebagai poros
Segitiga menunjukkan stabilitas. Jika salah satu sisinya menjadi penumpu, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Namun jika salah satu sudutnya yang menjadi penumpu segitiga juga dapat tampak seimbang dalam tahap yang sangat kritis atau tampak tidak stabil dan cenderung jatuh pada sisinya
Bujur Sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Merupakan bentuk yang statis, netral, dan tidak mempunyai arah tertentu.Bentuk bentuk segiempat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar,yang berubah dengan adanya penambahan tinggi atau lebarnya.
a. Organisasi Bentuk
Berikut ini beberapa bentuk dapat ditambahkan dan dikelompokkan dalam beberapa kategori pengorganisasian
b. Elemen Pembentuk Ruang
Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila salah satu diantaranya tidak ada maka tidak dapat disebut sebagai interior karena ruangan tersebut tidak dapat berfungsi dan dipergunakan dengan baik. Secara tiga dimensional, terdapat empat elemen dasar pembentuk interior yang terdiri dari tiga bidang dimensional (3D) yang akan membentuk volume (panjang x lebar x tinggi) sebuah ruangan :
C. Bidang (shape)
Bidang adalah sebuah luasan yang tertutup dengan batas batas yang ditentukan oleh unsur unsur lainnya yaitu garis, warna, nilai, tekstur, dan lain lain. Dua garis sejajar yang dihubungkan kedua sisinya akan membentuk sebuah bidang. Bidang hanya terbatas pada dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Bidang geometris seperti lingkaran, persegi panjang, segi empat, segi tiga, dan sebagainya memiliki sebuah batasan yang jelas. Sebuah bidang dibentuk oleh beberapa garis. Ciri ciri permukaan suatu bidang adalah warna dan tekstur yang akan mempengaruhi bobot visual dan stabilitasnya. Bidang juga berfungsi untuk menunjukkan batasan sebuah ruangan. Menurut jenisnya, sebuah bidang terdiri atas tiga bagian yaitu
D. Ruang (space)
Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), ruang adalah sebuah bentuk tiga dimensi tanpa batas karena objek dan peristiwa memiliki posisi dan arah relatif. Ruang dapat juga berdampak pada perilaku manusia dan budaya, menjadi faktor penting dalam arsitektur, dan akan berdampak pada desain bangunan dan struktur. Ruang memiliki panjan, lebar dan tinggi; bentuk; permukaan; orientasi serta posisi. Sebuah bidang yang dikembangkan (menurut arah, selain dari yang telah ada) berubah menjadi ruang. Sebagai unsur tiga dimensi di dalam perbendaharaan perancangan arsitektur,suatu ruang dapat berbentuk padat. Dalam hal ini ruang yang berada di dalam atau dibatasi oleh bidang bidang akan dipindahkan oleh massa atau ruang kosong.
E. Cahaya (light)
Cahaya mempengaruhi penataan interior dalam hal :
Pada perancangan interior, jenis tata cahaya dapat dibagi menjadi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Faktor faktor tata cahaya dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
Tema tata cahaya dapat dibagi menjadi 5, yaitu :
F. Warna (color)
Semua warna dapat menimbulkan efek psikologis tertentu terhadap orang yang melihatnya. Dalam ilmu arsitektur dan interior, setiap warna dapat menimbulkan kesan berbeda beda terhadap keberadaan sebuah ruang, seperti kesan gelap terang yang dapat mempengaruhi keberadaan sebuah ruangan. Jenis warna dapat dibagi menjadi tiga yaitu warna primer, warna sekunder dan warna tersier.
Tujuan dari warna menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014) adalah :
G. Pola (pattern)
Pola adalah desain dekoratif yang dipergunakan secara berulang. Pola juga dapat disebut sebagai susunan dari sebuah desain yang sering ditemukan dalam sebuah objek. Motif garis horizontal akan memperluas kesan ruangan, sedangkan motif garis vertikal akan meninggikan kesan ruangan.
H. Tekstur (texture)
Tekstur adalah nuansa,penampilan, atau konsistensi permukaan suatu zat. Tekstur juga berkaitan dengan material dan bahan yang digunakan.
ELEMEN-ELEMEN DESIGN INTERIOR
A. Lantai
Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebagai bidang dasar yang menyangga aktivitas interior dari furniture yang ada, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan aman dan permukaannya harus kuat untuk menahan semua beban yang berada di atasnya baik civitas manusia ataupun beban mati.
B. Dinding
Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit, dan atap (Francis D. K. Ching, 1996; 176). Dinding adalah elemen utama yang dengannya kita membentuk ruang interior. Bersama dengan bidang lantai dan langit-langit yang pelengkap untuk penutup, dinding mengendalikan ukuran dan bentuk ruang. Dinding juga dapat dilihat sebagai penghalang yang merupakan batas sirkulasi kita, memisahkan satu ruang dengan ruang disebelahnya dan menyediakan privasi visual maupun akustik bagi pemakainya.
C. Langit-langit (plafond)
Langit-langit (plafond) adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologis untuk semua yang ada dibawahnya. Meskipun berada diluar batas jangkauan tangan kita dan tidak digunakan seperti halnya lantai dan dinding, langit-langit memainkan peran visual penting dalam pembentukan ruang interior dan dimensi vertikalnya.
Elemen-elemen pelengkapnya yaitu:
Jendela merupakan elemen dari desain arsitektur dan interior yang menghubungkan baik secara visual dan fisik, satu ruang ke ruang lain maupun bagian dalam ruangan dengan ruang luar seperti halaman ataupun view lainnya.
Pintu dan jalan masuk memungkinkan akses fisik untuk kita sendiri, perabot, dan barang-barang untuk masuk dan keluar bangunan dan dari satu ruang ke ruang lain di dalam bangunan. Melalui desain, konstruksi dan lokasinya, pintu dan jalan masuk dapat mengendalikan penggunaan ruang, pandangan dari satu ruang ke ruang berikutnya dan masuknya cahaya, suara, udara hangat, dan udara sejuk
Tangga merupakan sarana sirkulasi vertical antara lantai-lantai dari suatu bangunan. Dua kriteria fungsional terpenting dalam pembuatan desain tangga adalah keselamatan dan kemudahan untuk dinaiki dan dituruni
D. Furniture
Perabot adalah salah satu kategori elemen desain yang pasti selalu ada di hamper semua desain interior. Perabot menjadi perantara antara arsitektur dan manusianya. Menawarkan adanya transisi bentuk dan skala antara ruang interior dan masing-masing individu
E. Lampu
Lampu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system elektrik bangunan, mengubah energy menjadi pencahayaan yang berguna
F. Dekorasi
Dekorasi atau aksesori dalam desain interior merujuk pada benda-benda yang memberi kekayaan estetika dan keindahan dalam ruang. Aksesori yang dapat menambah kekayaan visual dan rasa pada suatu tatanan interior dapat berupa alat-alat dan objek-objek yang memang berguna, elemen-elemen dan kelengkapan arsitektur, dan benda seni, serta tanaman.
PRINSIP-PRINSIP DESIGN INTERIOR
A. Unity and Harmony
Unity/kesatuan adalah keterpaduan yang berarti tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam hal ini seluruh unsur saling menunjang dan membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan tidak kurang. Cara membentuk kesatuan adalah dengan penerapan tema desain. Ide yang dominan akan membentuk kekuatan dalam desain tersebut. Unsur-unsur rupa yang dipilih disusun dengan atau untuk mendukung tema.
B. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan/balance adalah suatu kualitas nyata dari setiap obyek dimana perhatian visuil dari dua bagian pada dua sisi dari pusat keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama.
Aksen pun harus memiliki keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya. Keseimbangan terbagi 3 yaitu: simetris, asimetris, dan radial
C. Focal Point
Focal Point disini maksudnya adalah aksen yang menjadi daya tarik ruangan. Dalam suatu ruang bisa terdapat satu atau lebih focal point. Misalnya focal point pada ruangan adalah jendela besar yang ada di ruangan, perapian atau bisa juga lukisan.
D. Ritme
Dalam desain interior, ritme adalah semua pola pengulangan tentang visual. Ritme didefinisikan sebagai kontinuitas atau pergerakan terorganisir.
E. Details
Detail adalah hal hal yang terperinci yang akan diterapkan pada suatu desain interior misalnya pemilihan sakelar, tata cahaya ruang , letak pot bunga dan lainnya yang akan menambah nilai suatu ruang.
F.Skala dan Proporsi
Skala adalah suatu sistem pengukuran (alat pengukur) yang menyenangkan,dapat dalam satuan cm, inchi atau apa saja dari unit-unit yang akan diukur. Dalam arsitektur yang dimaksud dengan skala adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta komponen-komponennya dengan manusia. Skala-skala itu ada beberapa jenis yaitu: skala intim, skala manusiawi, skala monumental/megah, skala kejutan.
Menurut Vitruvius proporsi berkaitan dengan keberadaan hubungan tertentu antara ukuran bagian terkecil dengan ukuran keselurahan. Proporsi merupakan hasil perhitungan bersifat rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama. Proporsi dalam arsitektur adalah hubungan antar bagian dari suatu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan
KONSEP-KONSEP DESIGN INTERIOR
Design interior memiliki beberapa konsep perancangan yang sangat sering di pakai atau dijumpai pada setiap rancangan para designer. Adapun beberapa konsep tersebut antara lain:
A. Rustik
Secara harfiah, Rustik diartikan sebagai sesuatu yang simpel, tak berseni dan kasar. Rustic dalam bahasa Indonesia berarti ‘berkarat’ atau tua, dan memiliki tekstur yang kasar dan tidak difinish-ing dengan baik. Konsep rustik adalah konsep yang berbasis pada kesadaran terhadap lingkungan dan dideskripsikan sebagai beragam gaya yang menekankan pada alam serta elemen material yang belum terpabrikasi. Desain rustik adalah desain yang membawa suasana alam ke dalam ruangan. Gaya rustik bisa diartikan sebagai gaya dalam desain arsitektur dan interior yang menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak difinish-ing atau dihaluskan, misalnya kayu, batu, logam, dan sebagainya
Desain interior bangunan bergaya rustik merupakan desain yang mengutamakan bahan alami, berkarat, lapuk, dan di rancang menjadi elemen ruang. Dalam penerapannya terdapat beberapa bahan kunci yang bisa menggambarkan desain rustik. Seperti kayu, batu alam, logam, dsb. Desain interior rustik modern akan membuat pengguna ruang merasa seperti kembali ke pedesaan namun dengan pemikiran masa kini. Gaya rustik mengutamakan perancangan suasna ruang agar terasa hangat dan nyaman. Karena pada dasarnya, gaya rustik berawal dari rumah log kayu yang dibangun di daerah iklim kutub. Demi menghangatnkan diri, maka digunakan material yang sesuai dan compatible seperti logwood yang disusun di semua elemen ruang. Warna-warna yang digunakan pada ruang rustik adalah warna yang membuat kesan hangat dan tenang seperti coklat, cream, putih, dan sebagainya serta warna yang berkesan kuat seperti hitam, coklat tua, dll.
B. Konsep Klasik
Konsep klasik berasal dari gaya Yunani dan Romawi dimana konsep ini berbasispada susunan, keseimbangan, dan harmonisasi yang sempurna. Desain klasik tidak termasuk elemen modern dan pengaruh yang terjadi saat ini. Interior klasik berangkat dari tradisi. Sebuah ruang yang didesain dengan konsep klasik mempunyai banyak titik fokus. tungku api, meja besar, dan tangga yang megah adalah beberapa titik fokus yang sering digunakan. Konsep klasik menghasilkan tampilan yang megah dan mewah. Konsep ini sering digunakan untuk menghasilkan citra terbaik dan sempurna karena menggunakan perhitungan filosofi arsitektur terkemuka pada zaman lampau. Kekurangan konsep klasik terletak pada penggunaan material yang lebih banyak dan tidak efisien dalam waktu untuk pengerjaannya.
C. Konsep modern minimalis
Desain interiordengan gaya minimalis sudah ada sejak lama, sehingga tak asing lagi gaya minimalis diterapkan untuk sebuah desain rumah. Kira-kira pada tahun 1920 silam, desain minimalis sudah mulai berkembang tetapi belum begitu terkenal seperti saat ini. Barulah pada tahun 1990 konsep yang mengusung kesederhanaan ini mulai banyak dikenal orang dan terus mengalami perkembangan yang begitu pesat sepuluh tahun kemudian atau pada tahun 2000 sampai sekarang. Banyak orang beranggapan bahwa konsep minimalis adalah suatu desain yang akan menghasilkan ruang sederhana namun tetap memiliki nilai estetika dan ruang yang lebih besar dan lapang. Padahal konsep sejati dari desain minimalis tidak hanya itu saja. Salah satu alasan utama dari munculnya desain minimalis adalah sebagai salah satu bentuk protes terhadap beberapa aliran arsitektur yang dianggap boros, dalam menggunakan bahan untuk bangunan yang tidak ramah terhadap alam. Contohnya penggunaan kayu yang berlebihan untuk bahan bangunan atau pembuatan interior yang diambil dari alam, padahal manusia tidak bisa memproduksinya sendiri. Konsep minimalis lebih mengutamakan fungsi dari penggunaan bahan bangunan dan aksesoris secara lebih maksimal. Konsep ini juga selalu menghindari pemakaian ornamen atau hiasan rumah yang di anggap tak perlu. Sehingga efisiensi terhadap penggunaan bahan material harus di batasi. Dan ini menjadikan tantangan bagi arsitek dalam membuat rancangan atau desain pada bangunan baru. Sehingga kini banyak bermunculan ide-ide baru yang dimunculkan oleh para arsitektur untuk mendapatkan komposisi baru yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
D. Konsep futuristik
Futuristik mempunyai arti yang bersifat mengarah atau menuju masa depan. Citra futuristik pada ruang berarti citra yang mengesankan bahwa ruang itu berorientasi ke masa depan atau citra bahwa bangunan itu selalu mengikuti perkembangan jaman yang ditunjukkan melalui ekspresi ruang. Konsep ini didasarkan pada imajinasi dan pemahaman desainer terhadap sebuah ruangan dan objek objek masa depan. Biasanya menggunakan bahan bahan atau material logam/ kombinasi dan model yang biasa digunakan untuk pesawat ulang alik. Kelebihan konsep ini terletak pada desain yang bersifat iconic yang berbeda dengan lingkungan sekitar. Kekurangannya adalah pada harga material yang mahal karena kebanyakan mengandung unsur/ material logam dan kombinasinya sebagai finishing akhir
E. Konsep Eklektik
Ekletik berarti memadukan unsur terbaik yang ada dari tiap gaya. Anda membutuhkan ruang lebih besar untuk bereksperimen dalam nuansa eklektik yang memadukan warna, corak, dan aksesor. Kelebihan nuansa eklektik adalah menjadikan rumah lebih segar, memikat, hangat, dan homey . Dalam gaya/style ini, anda dituntut untuk lebih peka sehingga bisa menyeimbangkan berbagai unsur, rupa-rupa gaya yang disisipkan pasti lebih sedap dipandang.
Objek: Hotel Masa Inn
Lokasi Objek: Poppies lane I No.27, KUTA BEACH, Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Pada progres pertama ini adalah tentang laporan observasi ruangan yang dipilih sebagai objek studi yaitu Ruang Tidur dan Kamar Mandi pada Hotel Masa Inn. Berikut hasil dari observasi yang telah dilakukan:
A. RUANG TIDUR
Setting Gemetri dari ruangan ini digunakan bentuk yang menggabungkan bentuk persegi yang dimana bentuk menyesuaikan dari penempatan furniture. Arah dari ruangan ini mengarah pada arah selatan yang dimana arah tempat tidur diletakkan pada arah barat. ruangan ini memiliki luasan bangunan 19.7m2.
B. KAMAR MANDI
Bentuk setting geometri dari ruangan ini adalah hampir sama seperti seperti ruang tidur karena bentuk ruangan seperti ini dapat menempatkan furniture secara rapi. adapun luasan dari ruangan ini adalah 6.45m2
2. SETTING MATERIAL
A. RUANG TIDUR
Elemen Atas: pada elemen atas pada Ruang Tidur ini menggunakan plafond Eternit yang dimana plafind ini memiliki warna coklat dan dipasang dengan rangka kayu dengan jarak 1 meter.
Elemen Samping: Pada Elemen samping pada ruangan ini menggunakan finishing cat berwarna Cream
Elemen Bawah: Elemen bawah pada ruangan ini menggunakan material keramik yang berukuran 40x40cm
B. KAMAR MANDI
Elemen Atas: pada elemen atas pada Ruang Tidur ini menggunakan plafond Eternit yang dimana plafind ini memiliki warna coklat dan dipasang dengan rangka kayu dengan jarak 60cm.
Elemen Samping: Pada Elemen samping pada ruangan ini menggunakan 2 jenis material yan berbeda yaitu menggunakan keramik putih dengan ukuran 20x20cm dan 20x30cm.
Elemen Bawah: Elemen bawah pada ruangan ini menggunakan material keramik putih yang berukuran 30x30cm.
3. SETTING FURNITURE
A. KAMAR TIDUR
Pada ruangan ini furniture di atur sedemikian rupa sengga dapat memenuhi kebutuhan dari penghuni hotel. Furniture dari ruangan ini sebagian besar berbahan kayu jati. Adapun jenis-jenis furniture yang digunakan pada ruangan ini adalah:
B. KAMAR MANDI
Setting furniture pada ruangan ini hampir sama dengan ruang tidur yang dimana furniture yang dipilih hanya untuk memenuhi kebutuhan dari pengunjung dari hotel, tetapi pada ruangan ini furniture sebagian besar berbahan keramik. Adapun furniture yang digunakan pada ruangan ini adalah:
4. SETTING PENCAHAYAAN
A. RUANG TIDUR
Pada sistem pencahayaan yang dipakai pada ruangan ini menggunakan 2 sistem pencahayaan yaitu:
B. KAMAR MANDI
Sistem pencahaayaan ruangan ini hampir sama dengan sistem pencahayaan pada kamar tidur, akan tetapi pada ruangan ini tidak tersedianya sistem pencayaan alami. Pencahayaan buatan pada ruangan ini berasal dari lampu utama yaitu lampu downlight Pillip 15 watt.
5. SETTING ADDITIONAL
A. KAMAR TIDUR
Pada kamar tidur tidak terlalu banyak furniture tambahan yang dipasang pada ruangan. hanya terdapat 3 furniture tambahan yaitu lukisan, lampu tidur dan furniture hiasan. berikut ulasan dari masing-masing furniture tersebut:
B. KAMAR MANDI
Tidak seperti ruang tidur, kamar mandi tidak mempunyai furniture hiasan yang dipasang pada ruangan-ruangan lain. Alasan kenapa tidak dipasang karena fungsi fngsi dari ruangan itu sendiri.